SANGGAU – Sekawanbaru.com- Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Najori membuka Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, ANC dan Stunting. Kegiatan tersebut turut dihadiri perwakilan Puskesmas, Dinas Pendidikan, Kemenag dan jejaring lainnya. kegiatan berlangsung di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Selasa (24/9) pagi.
“Pertemuan ini merupakan upaya yang fokus pada penyelamatan nyawa ibu dan bayi melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi, terutama pada masa sebelum dan selama kehamilan,” ungkapnya.
“Kesehatan ibu adalah pondasi bagi lahirnya generasi yang sehat dan berkualitas. Melalui skrining layak hamil dan ANC yang terpadu, kita berupaya memastikan setiap kehamilan adalah kehamilan yang diinginkan dan dipersiapkan dengan baik,” jelas Najori.
Menurutnya, strategi penyelamatan ibu dan bayi dirancang, termasuk edukasi gizi dan kesehatan reproduksi bagi remaja putri, calon pengantin dan pasangan usia subur. Melalui program skrining layak hamil, perempuan yang berada dalam usia subur diharapkan dapat mendeteksi dini risiko kesehatan yang mungkin dihadapi selama kehamilan.
“Hal di atas didasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual,” ujarnya.
Najori menjelaskan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, mulai dari masa sebelum hamil, selama kehamilan, persalinan, hingga masa nifas dan perawatan bayi baru lahir harus dilakukan dengan standar tertinggi agar dapat menjamin keselamatan ibu dan bayi.
Ada 19 Puskesmas di Kabupaten Sanggau, dan semua Puskesmas dengan sumber Dana Alokasi Khusus BOK Puskesmas sudah menjalankan beberapa kegiatan seperti pembinaan pelayanan ANC, Pemberian TTD dan skrining anemia bagi remaja putri di sekolah, serta penyuluhan bagi catin baik di KUA maupun di gereja,” katanya.
Melalui kegiatan ini, para tenaga kesehatan dan stakeholder terkait dapat menyampaikan kepada masyarakat, sehingga kedepannya masyarakat dapat memahami pentingnya skrining layak hamil, ANC dan penanganan stunting. Kami juga berharap terjadi peningkatan koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Puskesmas, Dinas Pendidikan, Kemenag dan jejaring lainnya, serta pihak-pihak yang peduli terhadap pelayanan kesehatan untuk menurunkan AKI, AKB dan Stunting di Kabupaten Sanggau,” harapnya. (*)